Rabu, 28 Oktober 2009

Ambisi Yang Menodai Kewajaran Dalam Diri

Ambisi selalu melekat dalam laku dan perbuatan dan mempengaruhi hati dan pikiran kita. Ambisi yang emosional dan egois, merasuki tindakan dan prilaku kehidupan dan pergaulan banyak orang pada zaman yang cenderung mengarah pada komersialisasi/kapitalisme, dimana salah satu sifat kapitalisme mengesampingkan nilai nilai kewajaran, kesopanan, tatakramah dan etika yang sekarang telah terlihat disegala segi kehidupan. Untuk mencapai segala kepentingan dan tujuannya menghalalkan berbagai cara.
Begitu bayak kisah orang-orang yang mengidap penyakit seperti ini, terjadi dilingkungan sekitar kita, bila merujuk pada hati nurani dan jiwa yang tenang itu maka sungguh tak pantaslah kita berbuat secara sewenang-wenang antara manusia dengan manusia yang lainnya.
Sebagai contoh perbuatan yang demikian yang sering terjadi di lingkunan kita yaitu : Ada yang berusaha mencari keuntungan dari hak-hak orang lain, Ada yang mengatas namakan orang lain untuk kepentingan pribadinya. Ada pula yang berpura-pura tidak paham / mengerti agar pemahaman orang lain memahami dan mengerti kepadana dan seterusnya…..dan seterusnya…..
Sebuah contoh kisah tentang hal ini, suatu ketika bertempat di sebuah kapal yang sesak penumpang, dimana semua tempat yang ada telah dipeuhi oleh penumpang kapal, masih saja… ada orang-orangyang mengambil keuntungan mencari uang dengan menjual tempat-tempat yang tersedia yang bukan haknya, dengan alasan yang tak wajar mengabaikan etika dan nilai-nilai kepatutan pergaulan manusia dengan manusia yang lainnya, dengan melakukan klaim atas dirinya sebagai pemilik tempat penumpang itu yang sebenarnya milik dari penumpang yang memiliki tiket dalam pelayaran tersebut. Dengan tindakan yang tak wajar itu memaksa penumpang kapal untuk membeli tempat yang katanya sebagai miliknya, heran masih ada orang yang ingin mengaku memiliki tempat di sebuah kapal pelayaran itu tanpa memiliki tiket berlayar, risih rasanya terkadang tidak segan-segan menggertak dan mengusir penumpang yang berada disekitar tempat yang diklaimnya, fenomena ini nyata adalah kezaliman yang bersifat penjajahan pada hak-hak kemerdekaan orang lain. Berdasarkan kisah di atas, seyogyanya kita boleh menyadari bahwa etika bertindak dalam segala hal perlu dikedepankan untuk ketentraman dalam kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar