Jumat, 29 Januari 2010

“Rasa”

Setiap keberadaan slalu ada “rasa”
Mustahil… segala yang ada tanpa rasa
Terasingpun sedang mendulang rasa
Setelah bertemu dan berpisah menuai rasa
Ada yang mengingat dan juga melupakannya
Seperti berkaca di lautan rasa
Ada yang meluapkan rasa
Ada yang menengelamkan rasanya
Ada yang menghayutkan rasanya
Dan biarkan berlalu bersama waktu
Hingga kepenghujung perasaannya

Wahai Nahkoda pembawa rasa itu
Engkau Mengarungi lautan rasa
Terombang-ambing di samudera rasa
Tidak percuma yang kau lakukan
Demi perasaanmu yang kau inginkan
Teruntuk pelabuhan rasa yang sebenarnya
Yang sebenarnya ketenangan jiwamu

INSPIRASI akan Perumpamaan

Ibarat daun hijau ketika telah tiba kemusnahannya, datangnya kekeringan melanda hijau, yang semula menghijau akan mengalami kekeringan dan daun itu akan rapuh lalu berguguran. Keindahannya pun memudar, hijau menjadi kering dan rapuh, dia pernah menjadi indah dalam ruang waktunya dalam sejarah kehidupannya, Ia pun pernah menebarkan harum bunga dan keindahan hingga akhirnya. Demikianlah cara ia mengabdi pada penciptanya. Ia di kenang dan dikagumi di akhir kehidupannya ia begitu mengilhami dan berharga bagi kehidupan dedaunan hijau selanjutnya.
Bagaikan mata air yang jernih dan alirannya, menjadikan kesejukan dan kehidupan bagi tumbuhan di sekitarnya, begitu berarti bagi tumbuhan-tumbuhan yang ada disekitarnya. Tidak seperti mmata air yang mengandung racun, hanya menebarkan kemusnahan dan kematian bagi tumbuhan yang ada disekitarnya.
Bagaikan tanah yang subur, ia akan memberikan manfaat dan kesuburan untuk tumbuh bagi tanaman yang tumbuh padanya, menjadikan rimbun dan belantara, menjadikan manfaat yang baik bagi yang memanfaatkannya. Tidak seperti tanah yang tandus dan kering hanyalah kegersagan dan tidak ada yang mampu bertahan padanya hingga kemusnahan bagi tumbuhan yang akan tumbuh padanya.
Bagaikan sumber panas yang baik ia akan memberikan kehangatan dikala dingin, memberikan kenyamanan, memberikan manfaat yang lebih bagi pemanfaatannya, menjadikan yang beku menjadi cair hingga dapat dimanfatkan.tidak seperti sumber panas yang buruk yang membakar, menghanguskan, memusnakan apa yang ada disekelilingnya. Hingg yang ada hanyalah abu dan arang dari sisa-sisa yang di sengatnya.
Bagaikan udara dan angin yang baik akan memberikan nafas,kesejukan dikala panas menerpa, memberi dorongan pada layer berkembang, memberikan ayunan yang indah di pepohonan rimbun, memberi gelombang yang indah dan membawa makanan bagi ikan di lautan, memberi sebaran bibit pepohonan di hutan, memberi manfaaat yang besar bagi keidupan. Tidaklah seperti topan yang membawa kehancuran dan kerusakan pada bentukan alamiah yang diidamkan, merubah kedamaian dan ketenangan yang diam.
Ibarat seberkas cahaya di tempat yang terang benerang di iantara cahaya yang lebih terang, mungkin ia tak diketahui dan tak berarti bila di pandangi di cahaya yang lebih dekat dengan sumbernya, namun di tempat yang gelap ia begitu berarti bagi yang ingin mengetahui isi kegelapan itu, karna seberkas cahaya yang ada dalam kegelapan akan memberi arti memberi pencerahan bagi sekelilingnya.
Bagaikan hasil dari usaha yang gigih dan kerja keras, buah dari perjuangan dan keringat sendiri, seberapapun hasilnya akan terasa nikmat, ukuran, jenis, bentuk, warna, jumlah hanyalah belenggu kenikmatan, hanyalah rasa sukur yang dalam dari buah hasil kerigat sendiri menjadikan nikmat dan berkah bagi orang-orang yang telah berkerja keras. Bila di bandingkan kenikmatan dari hasil keringat orang lain, yang menikmati hasil yang bukan haknya, yang berbangga dari hasil kerja keras orang lain tidak ubahnya sebagai parasit atau benalu pada tumbuhan yang tumbuh subur, ia ikut menikmati namun tak senikmat penikmat sesungguhnya.
Bagaikan lebah dan burung-burug yang berterbangan mencari mikmat yang dikaruniakan kepadanya yang telah disediakan untuk keperluannya, maka pada pagi hari ketika mentari terbit, maka bertebaranlah pada pepohonan dan bunga-bunga, mencari bekal untuk melanjutkan kehidupannya dan kelanjutan generasinya, tidak tangggung-tanggung melintasi jarak yang begitu jauh dari asalya dan pada saaat menjelang petang mereka kembali dengan tidak sia-sia membawa hasil yang mengembirakan bagi seisi rumahnya bekal itu menjadi bermanfaat bagi mereka dan yang lainnya, menjadi sarang dan madu menjadi obat yang baik bagi yang lainnya,.